Malang, 2 Desember 2025 — Fakultas Peternakan Universitas PGRI Kanjuruhan Malang turut memberikan kontribusi terbaik dalam acara Penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025 yang berlangsung di Aula Sarwakirti. Melalui perpaduan seni dan identitas keilmuan, Fapet tampil sebagai salah satu fakultas yang memberikan warna tersendiri dalam rangkaian kegiatan tersebut.
Pada kesempatan ini, Fapet menghadirkan dua penampilan budaya yang menjadi daya tarik utama, yaitu Seni Bantengan dan Tari Jaripah.
(Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang)
- Seni Bantengan merupakan kesenian tradisional Jawa Timur yang menampilkan atraksi dinamis dengan kostum banteng sebagai ikon utamanya. Seni ini dikenal mencerminkan kekuatan, keberanian, dan kebersamaan.
- Tari Jaripah, sebagai tarian khas Malang, ditampilkan dengan gerakan energik dan ceria yang menggambarkan semangat serta kehidupan masyarakat lokal.
Kedua pertunjukan ini tidak hanya memperkaya suasana penutupan PKKMB, tetapi juga menjadi bentuk pelestarian budaya yang melibatkan peran aktif mahasiswa.
Mahasiswa Fakultas Peternakan juga menunjukkan identitas keilmuan melalui dresscode khas berupa jas laboratorium dan cattlepack. Atribut ini menggambarkan profesionalitas, kedisiplinan, serta karakteristik dunia peternakan yang dekat dengan kegiatan praktikum dan lapangan.
Pada momen penutupan PKKMB 2025 ini, Fakultas Peternakan juga mencatatkan prestasi membanggakan melalui beberapa kategori penghargaan, yakni :
- Duta Mahasiswa Fakultas Peternakan : Fitra Elvaretta Purnandy
- Juara Terbaik dari Proyek/Tugas PKKMB : Windi Eny Pratiwi
- Peserta Terbaik PKKMB : Achmad Zainuri
Penghargaan ini menjadi bukti semangat dan dedikasi mahasiswa Fapet dalam mengikuti rangkaian kegiatan PKKMB dengan optimal.
Keterlibatan Fakultas Peternakan dalam penutupan PKKMB 2025 menjadi bukti komitmen dalam mendukung kegiatan kemahasiswaan sekaligus memperkenalkan nilai-nilai budaya Nusantara kepada mahasiswa baru. Melalui penampilan seni dan identitas profesi, Fapet terus mendorong mahasiswa untuk berkembang tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam pelestarian budaya.
